Daftar isi
Sebagai generasi muda, kadang pertanyaan-pertanyaan seperti ‘apakah sebenarnya aku menyia-nyiakan potensi dalam diri?’ atau ‘apakah pilihan-pilihan yang sudah diambil adalah pilihan terbaik?’ sering muncul dalam pikiran. Selain itu, kita juga suka membuat beberapa goals atau target yang ingin dicapai dalam kehidupan. Dengan goals seperti ini, bisa membantu memotivasi diri untuk terus berusaha.
Di sisi lain, semakin banyak kamu membuat goals malah bisa membuatmu terus teringat bahkan merasa terbebani sehingga kamu tidak melakukan apapun untuk mencapainya. Hal ini dikarenakan rasa beban itu membuatmu mengesampingkan goals tersebut, sehingga semakin kecil kemungkinan untuk bisa meraih semuanya. Selanjutnya, akan muncul ketakutan atau kecemasan karena adanya tekanan dari luar, seperti teman-temanmu yang sudah melangkah jauh dibanding dirimu atau pemikiran bahwa kamu sudah mengacaukan kehidupanmu. Bila kamu merasa demikian, simak penjelasan berikut agar pola pikirmu bisa berganti.
Kecemasan yang Muncul Akan Goals yang Dibuat
Saat kamu mulai merasa cemas akan goals yang dibuat, maka hal ini akan berdampak pada berkurangnya kemampuan atau potensi yang sebenarnya dimiliki karena kamu meragukan diri sendiri. Harus diingat bahwa kecemasan yang ada adalah bagian dari ketidaksempurnaan dalam diri kita sebagai manusia yang harus kita terima. Meskipun kamu berhasil memiliki karir yang dianggap sempurna, rasa cemas ini tidak akan berhenti dan hilang begitu saja. Kecemasan ini akan terus ada dan membuatmu terus bermimpi.
Saat menuliskan goals, kamu harus sadar bahwa hal-hal tersebut berasal dari dirimu dan kamulah yang menciptakannya. Karena itu, tanamkan pemikiran bahwa goals tersebut tidak lebih besar dari dirimu dan kamu bisa menggapainya atau bahkan kamu bisa menulis ulang goals lainnya yang dirasa lebih mudah dicapai.
Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain Itu Toxic
Source: Pexels.com/Mikhail Nilov
Hal yang harus diingat dan harus dihindari adalah untuk tidak membandingkan dirimu dengan orang lain sebagai tolak ukur penilaian untuk diri sendiri. Karena alasan ini, banyak orang yang memutuskan untuk tidak aktif dalam sosial media untuk menghindari rasa iri terhadap pencapaian orang lain. Lain halnya bila kamu sudah menerapkan prinsip untuk ber-progress sesuai dengan kecepatan yang kamu mampu, maka perbandingan ini dapat membuat dirimu merasa kagum dan terinspirasi akan pencapaian mereka. Dengan begitu, kamu akan kembali semangat untuk mencapai goals yang sudah dibuat.
Menyadari Bahwa Diri Sendirilah yang Selalu Memberikan Kritik Untukmu
Sebagian besar orang menilai dirinya memiliki kemampuan atau keterampilan di level tertentu, kemudian mereka berusaha melakukan banyak petualangan dalam hidup untuk bisa mencapai level 100. Lalu dalam perjalanan tersebut, kamu berusaha mem-push dirimu untuk bisa mencapainya bahkan sampai memberikan kritik negatif saat merasa kesulitan atau gagal.
Pada dasarnya, tidak ada level 100 dalam kehidupan manusia dan potensi yang kamu miliki sifatnya dinamis. Jadi, daripada kamu mengkhawatirkan bagaimana cara untuk bisa mencapai level tertentu dalam kehidupan, lebih baik kamu fokus saja untuk menyelesaikan apa yang ada dihadapanmu dan kurangi memberikan kritik yang sifatnya tidak membangun, cobalah untuk lebih mengapresiasi dirimu sendiri.
Ketakutan yang Muncul dalam Diri Disebabkan karena Kurangnya Self Love
Terkadang, dalam pikiran muncul rasa takut atau khawatir bahwa potensi dalam diri akan menjadi sia-sia. Hal ini wajar terjadi, tapi yang perlu diingat adalah ini tidak disebabkan karena kurangnya rasa bersyukur, melainkan kurangnya self love dalam diri kamu. Kita lebih sering melihat sisi negatif dibandingkan sisi positif karena merasa masih banyak kekurangan dalam diri sendiri.
Saat kamu menerapkan prinsip self love dan mengganti fokus untuk mengurangi rasa khawatir akan tujuan hidup, maka kamu dapat merasa lebih tenang. Luangkan lebih banyak waktu untuk mulai berusaha sesuai dengan kecepatan yang kamu mampu, tidak perlu pusing untuk bisa mencapai segalanya dalam satu waktu, karena semua membutuhkan waktu dan proses masing-masing.
Saat kamu membuat goals tujuan hidup, kamu harus sadar bahwa goals tersebut tidak akan bisa tercipta tanpa mengetahui adanya potensi dalam diri. Maka dari itu, goals tersebut adalah bagian dari potensi yang ada dalam dirimu, meskipun kamu belum tahu kapan kamu bisa mencapainya. Goals tersebut akan mungkin untuk diraih oleh dirimu sendiri suatu hari nanti. Jadikanlah goals tersebut sebagai pengingat bahwa segala hal mungkin bisa kamu capai atau menjadi harapan supaya kamu bisa terus maju.
Blog ini terinspirasi dari artikel Playing to our potential: Meeting ourselves where we are karya Riche Lim.