Sebagai perusahaan dengan fokus pendidikan, Danacita terus berupaya untuk memperluas akses pendidikan dan pelatihan bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan menjembatani kesenjangan ekonomi untuk meraih pendidikan tingkat lanjut. Kabar baiknya, Danacita selalu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya dari sektor pendidikan saja. Seperti baru-baru ini, Danacita mendapatkan dukungan dari IDX Channel lewat tayangan di salah satu programnya, New Power Breakfast dengan tema “Cicil Biaya Kuliah dan Kursus Lewat Startup”.
Dalam program acara yang disiarkan 6 Oktober 2022 lalu itu, Direktur Utama Danacita, Alfonsus Wibowo, bercerita tentang bagaimana Danacita memiliki visi dan misi untuk menjadi alternatif bagi siapapun yang ingin melanjutkan pendidikan atau mengikuti kursus tetapi terkendala biaya.
"Kami ingin hadir sebagai salah satu solusi di mana jangan sampai nanti ada mahasiswa atau orang tua yang memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah, for example karena mereka tidak bisa membayar uang kuliah," ungkap Alfons.
Menurut Alfons, potensi pasar untuk pembiayaan pendidikan di Indonesia juga cukup besar, sementara masih jarang lembaga pembiayaan yang fokus untuk membantu mahasiswa dan pelajar.
“Dengan kata lain, masih terlalu banyak hambatan bagi seorang pelajar untuk mendapatkan akses pendidikan tinggi di Indonesia, terutama bagi mereka yang berada di sosioekonomi menengah ke bawah. Angka partisipasi kasar di Indonesia untuk pendidikan tinggi bahkan hanya di angka 35% - salah satu yang terendah di dunia, bahkan di Asia Tenggara. Hal inilah yang akhirnya melatarbelakangi lahirnya Danacita.”, jelas Alfons.
Baca juga: PODNET: #PahlawanEdukasi Lawan Resesi Digital Dengan Investasi Ilmu
Kehadiran Danacita tidak hanya dirasakan manfaatnya bagi pelajar atau mahasiswa saja, tetapi juga bagi para kampus dan lembaga pendidikan yang bekerjasama. Kampus atau lembaga pendidikan lebih mudah menjaring mahasiswa karena adanya pilihan solusi pembiayaan yang terjangkau untuk membayar biaya pendidikan mahasiswa.
Tidak hanya menjaring calon mahasiswa saja, hadirnya Danacita juga bermanfaat sebagai solusi atau alternatif bagi mahasiswa aktif yang sedang terkendala biaya di tengah perkuliahan. Terlebih di masa pandemi seperti beberapa tahun belakangan. Ini menjadi value yang ingin Danacita berikan sebagai kontribusi terhadap pendidikan Indonesia.
Alfons juga menambahkan bahwa hingga saat ini, tercatat sudah lebih dari 130 mitra institusi perguruan tinggi dan lembaga pendidikan di seluruh Indonesia yang telah bekerjasama dengan Danacita. Keseluruhan mitra institusi pendidikan Danacita yang terdiri dari universitas negeri dan swasta, hingga lembaga pendidikan non formal seperti tempat kursus dan coding class yang memastikan tiap lulusanya bisa langsung bisa bekerja.
“Danacita memastikan setiap biaya pendidikan yang disalurkan ke para mahasiswa, akan selalu tepat sasaran. Sebab, mekanisme pengajuan dan pembayaran biaya pendidikan akan langsung dibayarkan kepada kampus atau lembaga pendidikan yang bekerjasama dengan Danacita.”, kata Alfons.
Dengan kata lain, pengajuan pembiayaan pendidikan hanya bisa diajukan oleh mahasiswa yang berada pada kampus atau lembaga pendidikan yang telah bermitra dengan Danacita.
Meski berfokus pada memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan, Danacita juga tentu saja tidak melupakan dari sisi bisnisnya. Sebagai perusahaan berbasis peer-to-peer lending, Danacita hadir sebagai penyambung antara borrower dan lender, dimana Danacita mendapatkan sebagian biaya persetujuan kredit untuk platform Danacita.
“Kami adalah peer-to-peer lending. Jadi kami hanya connecting between lender and borrower, dimana kami mendapatkan biaya persetujuan kredit, for example untuk platform kami. Mayoritas biaya yang kami bebankan ke pelajar, adalah menjadi hak dari lender seperti bisnis peer-to-peer lending pada umumnya. Jadi dari situlah kami mencoba untuk menjalankan operasional kami”, jelas Alfons.
Danacita menawarkan kepada para investor atau dalam hal ini para lender mekanisme pengembalian investasi yaitu sebesar 10% hingga 16% per tahunnya. Angka NPL (Non Performing Loan) yang dilaporkan ke OJK juga masih di bawah 1,5%. Hal ini membuat Danacita masih relative sehat ketika dijadikan sebagai peluang investasi bagi para investor.
Untuk itu, Danacita selalu membuka peluang bagi siapapun yang ingin ikut berkontribusi dengan membangun pendidikan Indonesia melalui berbagai kerjasama.
Adapun laporan total pembiayaannya lebih dari 160 miliar dengan jumlah akumulasi pengguna sekitar 17 ribu. Kemudian total pembiayaan sepanjang tahun sebesar 104 miliar rupiah dengan jumlah pengguna aktif lebih dari 11 ribu. Sementara untuk outstanding pembiayaannya sekitar 74 miliar rupiah.
“Saat ini, Danacita belum ingin menambahkan produk maupun layanan di platform meskipun telah ada berbagai pihak yang menawarkan. Hal ini karena, Danacita masih berfokus pada solusi untuk memberikan kemudahan bagi biaya pendidikan bagi siapapun. Hal ini sejalan dengan nilai yang dipegang Danacita yaitu integritas dan komitmen tinggi untuk memberikan jasa layanan terbaik kepada seluruh pengguna Danacita.”, tutup Alfons.
Danacita adalah satu dari sedikit banyak perusahaan Financial Technology yang berfokus pada pembiayaan pendidikan di Indonesia. Danacita telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2018 dan mengantongi izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Danacita juga merupakan anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Saat ini, Danacita telah menyalurkan pembiayaan dengan total lebih dari 140 miliar rupiah ke sekitar 14 ribu pelajar di seluruh Indonesia.
Baca juga: Purwadhika Podclass: Pentingnya Peran Wanita Dalam Mendorong Akses Pendidikan di Indonesia