Daftar isi
Setiap manusia memiliki banyak kegiatan tiap harinya, mulai dari sekolah, berkuliah, kerja, dan banyak kegiatan lainnya. Banyak pesan yang mengingatkan kita untuk bisa mengatur waktu sebaik mungkin agar semua pekerjaan yang kita punya dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Banyak juga perkataan tentang waktu seperti “manusia hidup berpacu dengan waktu” atau “hidup hanya sebentar, gunakan waktumu sebaik mungkin”.
Banyaknya opini tentang waktu dan kehidupan ini, membuat munculnya pendapat bahwa hidup layaknya suatu maraton dan bukan lari sprint. Jika dipikir lebih lanjut, pendapat tersebut masuk akal karena dalam perjalanan hidup kita memiliki banyak proses dari proses satu ke proses selanjutnya, bukan hanya ada satu proses di dalamnya. Karena itu, kita harus bisa mengatur energi dengan baik untuk bisa mencapai titik akhir.
Prinsip dalam maraton ini bisa kita terapkan dalam kehidupan kita, seperti dalam pekerjaan maupun saat bersekolah. Jika kita terlalu menggebu-gebu di awal, energi akan cepat terkuras dan lama kelamaan pergerakan akan melemah sehingga kita bisa burnout. Di sisi lain, jika di awal kita terlalu santai dengan tujuan untuk menyimpan energi, bisa saja kita akan mulai merasa ada di zona nyaman lalu ketika suatu saat kita butuh menambah kecepatan, hal itu akan terasa sulit dan melelahkan yang juga berujung pada burnout.
Menjaga kecepatan dan energi dalam menjalankan tugas atau pekerjaan bisa membuat diri kita lebih stabil. Dengan mengatur energi sebaik mungkin, kemungkinan kita untuk meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan tugas secara terus menerus dengan waktu yang lebih cepat akan semakin tinggi. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa mencapai hal tersebut? Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatur energi dengan baik.
Pahami Kapasitas Dirimu
Pertama-tama, kamu harus memahami betul kapasitas yang kamu punya dalam mengerjakan sesuatu. Apakah kamu tipe orang yang bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat? Tipe yang perlu waktu lama untuk menyelesaikan sesuatu? Atau malah di antara keduanya bergantung pada keadaan. Bagi kamu yang serba cepat, selalu ingatkan diri untuk beristirahat dan tidak terus menerus bekerja. Untuk kamu yang cenderung lambat, buat target yang sekiranya mampu dicapai dan pastikan itu terpenuhi. Bagi kamu yang berada di antara, kamu bisa mix kedua cara tersebut dan sesuaikan dengan keadaan yang sedang kamu alami saat itu.
Selain itu, kamu juga harus mencari tahu batas maksimum dan minimum kamu dalam mengerjakan sesuatu tiap harinya. Buatlah target pekerjaan yang harus kamu lakukan, misalnya jika kamu ingin mempelajari suatu hal baru, luangkan 1 atau 2 hari bebas belajar. Dengan begitu kamu akan bisa lebih fokus dan memahaminya, daripada terus menerus dilakukan tetapi ada beberapa bagian yang masih belum dipahami.
Pahami Perjalanan yang Harus Kamu Jalani
Source: Pexels.com/Daniel Reche
Selanjutnya, kamu juga harus memahami perjalanan yang kamu jalani, seperti jangka waktunya, kesulitannya, dan sebagainya. Misalnya seperti bekerja atau berkuliah yang membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun, maka kamu harus melihat apa saja tantangan yang akan kamu jalani selama masa itu.
Dalam menjalaninya, kamu bisa menentukan goal besar yang harus kamu capai terlebih dahulu. Selanjutnya kamu mulai menentukan bagaimana caranya untuk mencapai itu, salah satunya bisa dengan membuat goal-goal kecil yang bisa membantu kamu lebih dekat dengan goal besar tersebut. Mengapa begitu? agar beban yang kamu pikirkan dan jalankan bisa terasa lebih ringan, dan kamu bisa melakukan “mini sprint” dalam mencapai goal-goal kecil tersebut. Bisa dikatakan akan lebih baik untuk menerapkan one step at a time.
Tidak Lupa Untuk Beristirahat yang Cukup
Pada dasarnya, manusia juga sama seperti sebuah baterai, di awal, keduanya masih dalam keadaan penuh energi, lalu lama kelamaan akan habis. Karena hal inilah yang mengharuskan adanya proses recharging. Jika kamu men-charge hp-mu hanya sampai 70%, apakah performa dan energi yang dipunya akan sama dengan hp yang dicharge sampai 100%? tentu tidak. Begitu pun dengan manusia, kita memerlukan recharging supaya performa dan energi yang dikeluarkan selanjutnya akan tetap stabil dan tidak menurun.
Yang perlu diketahui dalam recharge diri adalah, bukan hanya tubuh atau fisik saja yang perlu istirahat, tetapi jiwa, pikiran dan emosi kita juga perlu. Jika hanya beberapa aspek yang kamu perhatikan, kemungkinan untuk mengalami burnout akan meningkat. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk recharge yaitu tidur dengan waktu yang sesuai, konsumsi makanan yang seimbang, meditasi, menulis jurnal, istirahat sejenak seperti menghirup udara segar, membaca, melakukan hal-hal yang kamu sukai dan masih banyak lainnya. Dengan hal-hal seperti ini akan membantu merecharge seluruh aspek dalam diri kamu sehingga bisa tetap seimbang.
Bisa juga baca: 5 Rekomendasi Self Reward yang Hemat Untuk Mahasiswa
Tidak Mengabaikan Kondisi Tubuh
Pada dasarnya, berbagai aspek dalam tubuh manusia mempunyai batasan yang bisa mereka lakukan. Jika suatu waktu kita melebihi batas tersebut, maka dengan sendirinya mereka akan berusaha untuk memberitahu kita, seperti mulai sulit berkonsentrasi, ingin cepat-cepat selesai, lelah, mengantuk dan sebagainya.
Dari tanda-tanda tersebut, masih banyak orang yang suka mengabaikan dan menyepelekannya. Padahal akan lebih baik untuk mendengarkan reaksi tubuhmu dan tidak memaksakan untuk selalu mengerjakan sesuatu. Kamu harus bisa mulai mendengarkan tubuhmu dengan lebih baik agar terjadinya sinkronisasi antara keduanya.
Dengan empat contoh cara yang bisa dilakukan di atas, bisa dijadikan sebagai pembelajaran dan awal untuk memulai. Memiliki kesibukan tiap harinya memang hal yang bagus, tetapi harus tetap ingat bahwa kita juga mesti bisa mengatur dengan baik energi yang diperlukan dalam menyelesaikan sesuatu agar hidup bisa lebih seimbang.